JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan bahwa pihaknya selama ini dibohongi oleh perusahaan pertambangan bauksit. Hal itu karena, sampai sejauh ini belum ada progres pembangunan dari fasilitas dan pengolahan (smelter). Menteri Arifin bahkan tak segan mengatakan bahwa Progress pembangunan smelternya tidak sesuai dengan fakta yang ada yakni masih berbentuk ‘lapangan bola’ alias belum terbangun apa-apa.
“Kan selama ini kan dibohongi saja kita, iya kan? Katanya sudah sekian persen ternyata lapangan bola, sama pos hansip,” ujar Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, pekan lalu (19/6/2024) yang dikutip CNBC.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan akan segera mengunjungi salah satu proyek smelter bauksit yakni milik PT Bintan Alumina yang dilaporkan sudah berprogres signifikan dalam pembangunan smelternya. “Ada tuh (progres pembangunan smelter signifikan) Alumina Bintan itu, jadinya ini kita mau lihat tuh, mau tinjau nanti minggu ke-2 Juli kita mau lihat,” jelasnya.
Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Suswantono mencatat bahwa setidaknya ada 11 smelter atau fasilitas pemurnian dan pemrosesan mineral yang saat ini masih dalam proses pembangunan dari total target sebanyak 16 smelter.
“Pembangunan fasilitas pemurnian target 16 smelter masing-masing komoditas,” ujarnya dalam RDP Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Bambang mengatakan detailnya terdapat smelter nikel sebanyak 7 unit yang dibangun dan sebanyak 5 unit sudah terbangun. Kemudian smelter bauksit sebanyak 7 yang dibangun dan statusnya saat ini belum selesai. Kemudian smelter besi dan tembaga yang masing-masing dibangun 1 smelter dan statusnya masih dibangun.
“Pertama, smelter nikel sebanyak 7 unit, 5 unit sudah terbangun, 1 unit 90%, 1 unit dibawah 30% dengan investasi US$ 2.676,4 juta. Kemudian bauksit 7 unit masih agak lambat 30-90%, dengan total investasi US$ 5.583,5 juta,” jelasnya.
Kemudian, Bambang mengatakan total investasi yang digelontorkan untuk pembangunan 16 smelter tersebut mencapai US$ 11.666,2 juta. “Besi target 1 unit, progres 90% dengan total investasi US$ 51,5 juta. Tembaga target 1 unit, Progress 90% dengan total investasi US$ 3.084,7 juta,” tambahnya.
Berikut detail progres pembangunan 11 smelter terintegrasi yang tengah dibangun:
Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia (IUPK), kapasitas input 2 juta ton per tahun dengan produksi hingga 460 ribu ton per tahun. Progres: 90%
Smelter Bijih Besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores, kapasitas input 4,725 juta ton per tahun dengan produksi 1,7 juta ton per tahun. Progres: 90,24%
Smelter Nikel PT Antam Tbk (P3FH), kapasitas input 1,219 juta ton per tahun dengan produksi 64 ribu ton per tahun. Progres: 99,99%
Smelter Nikel PT Ang And Fang Brother, kapasitas input 1,86 juta ton per tahun dengan produksi 130 ribu ton per tahun. Progres: 22,4%
Smlter Bauksit (SGA) PT Dinamika Sejahtera Mandiri, kapasitas input 5,2 juta ton per tahun dengan produksi 2 juta ton per tahun. Progres: 58,5%
Smelter Bauksit (SGA) PT Laman Mining, kapasitas input 2,85 juta ton per tahun dengan produksi 1 juta ton per tahun. Progres: 32,3%
Smelter Bauksit (SGA) PT Kalbar Bumi Perkasa, kapasitas input 4,2 juta ton per tahun dengan produksi 1,3 juta ton per tahun. Progres: 37,2%
Smelter Bauksit (CGA) PT Parenggean Makmur Sejahtera, kapasitas input 3 juta ton per tahun dengan produksi 986 ribu ton per tahun. Progres: 58,1%
Smelter Bauksit (SGA) PT Persada Pratama Cemerlang, kapasitas input 2,5 juta ton per tahun dengan produksi 1 juta ton per tahun. Progres: 52,6%
Smelter Bauksit (SGA) PT Quality Sukses Sejahtera, kapasitas input 3,5 juta ton per tahun dengan produksi 1,6 juta ton per tahun. Progres: 65,6%
Smelter Bauksit (SGA) PT Sumber Bumi Marau, kapasitas input 2,6 juta ton per tahun dengan produksi 1 juta ton per tahun. Progres: 50,05% []
Nur Quratul Nabila A