PRANCIS – Presiden Emmanuel Macron membubarkan Majelis Rendah atau Majelis Nasional Parlemen Prancis pada Minggu (9/6/2024) waktu setempat yang dikutip dari CNN. Pembubaran tersebut terpaksa dilakukan Macron setelah partai berhaluan kanan National Rally (Partai Rapat Umum Nasional) mengalahkan kubunya dalam pemilihan umum (pemilu) Eropa. Ia kemudian memerintahkan untuk kembali menggelar pemilu dadakan. Putaran pertama pemilihan legislatif pada 30 Juni, seperti dikutip dari Anadolu Agency. Sedangkan putaran kedua akan digelar pada 7 Juli.
Macron menyampaikan perintah tersebut dalam pidato publik setelah Partai Rapat Umum nasional mendapatkan suara 32 persen dalam pemilu Eropa. “Ini bukan hasil bagus bagi partai-partai untuk mempertahankan Eropa, termasuk mayoritas presidensial (di Prancis),” tutur Macron. Ia sebelumnya mengkritik keras partai-partai berideologi kanan yang kerap menentang kemajuan di Eropa dalam beberapa tahun terakhir, termasuk upaya dalam ‘kebangkitan ekonomi, perlindungan bersama, dukungan terhadap petani, dan dukungan terhadap Ukraina.’
“Partai-partai ini mulai menang di benua ini (Eropa). Di Prancis, perwakilan mereka mencapai hampir 40 persen dalam pemilihan,” kata Macron. “Kebangkitan nasionalis dan demagogis berbahaya bukan hanya bagi negara kita, tapi juga bagi Eropa,” ia menambahkan.
Pemimpin Partai Rapat Umum Nasional Jordan Bardella saat ini unggul telak dari Valerie Hayer dari Partai Renaissance yang didukung pemerintah dan Presiden Macron. Hayer hanya meraih 15,2 persen suara dan partainya berada di peringkat kedua berdasarkan perkiraan jajak pendapat oleh lembaga survei Elabe. Sementara itu, partai kiri-tengah pimpinan Raphael Glucksmann berada di urutan ketiga dengan perolehan 14 persen dan partai sayap kiri La France Insoumise pimpinan Manon Aubry berada di posisi keempat dengan perolehan 9,3 persen berdasarkan estimasi. []
Nur Quratul Nabila A