SUMATERA BARAT – Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono mengakui ada dugaan kesalahan prosedur kepolisian saat menangani 18 remaja terduga pelaku tawuran pada Minggu (9/6/2024) dini hari. Kendati demikian, ia belum mengungkapkan detail kesalahan prosedur yang dimaksud. Akibat kesalahan prosedur tersebut, Suharyono mengungkapkan 45 orang anggota Sabhara Polda Sumbar saat ini diperiksa Propam.
“Terkait 18 orang yang di Polsek Kuranji, ada prosedur yang diduga kurang benar, sehingga Propam kami turun dan memeriksa 45 anggota,” kata Suharyono di depan Mapolda, Selasa (26/6/2024) yang dikutip CNN.
Hal itu disampaikan saat ia menemui para pengunjuk rasa yang mendesak penanganan kasus tersebut. Banyak pihak menduga ada kekerasan yang dilakukan petugas terhadap pengunjuk rasa, termasuk atas remaja AM (13 tahun). AM ditemukan tewas di bawah jembatan Batang Kuranji dengan luka lebam pada Minggu (9/6/2024) siang. Suharyono kemudian mengungkapkan 45 personel yang diperiksa tersebut juga berasal dari Polresta Padang, bukan hanya personel Dit Sabhara.
“Tujuh dari Polresta, sisanya dari Sabhara Polda. Ada 45 yang kami periksa di Propam Polda terkait kejadian di Mapolsek Kuranji,” ungkap Suharyono.
“Kalau yang di atas jembatan sesuai prosedur, kalau yang di Polsek Kuranji ada yang melampaui kewenangan anggota yang bersangkutan. Ada empat tuntutan, informasi yang kami dapat dan sedang kami dalami sehingga 45 anggota kami diperiksa propam Polda,” katanya.
Ia menegaskan bakal menindak personel yang terbukti melakukan kesalahan.
“Kalau memang dalam pemeriksaan terbukti bersalah, akan kami lakukan tindakan tegas. Hukuman kami informasikan ke publik,” sambungnya. Sementara itu, terkait korban AM yang kemudian ditemukan meninggal di bawah jembatan Kuranji, Suharyono menyatakan tidak ada yang bertemu remaja tersebut di Mapolsek.
“Dari rumah sampai jembatan, polisi enggak pernah ketemu Afif Maulana,” katanya.
Kepada keluarga korban yang ikut hadir dalam aksi tersebut, Kapolda juga menyampaikan permintaan maaf dan rasa duka mendalam.
“Selaku Kapolda Sumatera Barat turut berduka cita yang sangat mendalam atas wafatnya anak kita Afif Maulana yang baru berumur 13 tahun. Saya mendoakan terutama keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran, ” katanya.
“Sekali lagi mohon maaf mana kala ada anggota kami kelakuannya kurang profesional kami tindak tegas, tapi perlu diketahui andai tawuran itu tidak bisa dicegah mungkin kematiannya lebih banyak,” bebernya.
“Alat-alat yang dibawa mereka apa saja, gangster mereka profilnya seperti apa, berapa orang mereka di kelompoknya, kelakuannya apa saja, itu sudah dijadwal, tawurannya sudah dijadwal, setiap malam Minggu itu ada tawuran, ada empat kelompok besar, besok saya tunjukkan semuanya, akan kami ungkap semua, gangster itu akan saya tindak tegas juga biar Sumatera Barat dan Padang ini aman,” timpalnya. []
Nur Quratul Nabila A