SULAWESI TENGAH – Berawal dari video yang viral, yang memperlihatkan sebuah insiden antara salah seorang jamaah haji asal Sulawesi Tengah, terlihat sedang protes kepada petugas haji karena tidak mendapatkan air minuman untuk para jamaah. Juga terkait pakaian yang dikenakan selama menjalan ibadah Haji dinilai tidak baik-baik saja. Kepala Sektor 11 Daker Makkah Kanwil Kemenag Sulteng, H. Muchlis Aseng, yang saat ini sedang berada di tanah suci, sebagai Kepala Sektor (Kasektor) Haji yang mengkoordinir kegiatan jamaah haji asal Sulteng di Mekkah menjelaskan permasalahan yang terjadi.
Dijelaskan Muchlis, masalah awal itu adanya kekurangan distribusi air minum menjelang jamaah ke Arafah, yakni 6-7 Zulhijjah atau 12, 13 Juni 2024. Demikian juga saat pulang dari Mina 19 Juni 2024. Oleh sekelompok jamaah kloter 14 BPN yang dipimpin oleh Alfian Chaniago. Oleh Alfian dan kawan-kawan, melakukan protes terkait hal itu pada 20 Juni 2024 kepada dua orang petugas catering sektor 11 yang bertugas di hotel 1112 tempat BPN 14 menginap bersama kloter 8 BPN.
Meskipun siang itu sebelum terjadi aksi protes, distribusi air dari catering sudah masuk dalam jumlah yang banyak, demikian juga makan siang sudah ada juga sekira kurang dari pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Namun oleh Alfian cs melarang pembagian makanan/minuman sebelum dua petugas itu menghadirkan Kasektor dan Sekretaris Sektor yang dia anggap paling bertanggungjawab terhadap masalah air ini. Bahkan Alfian membajak HP petugas untuk meminta Kasektor datang. Posisi saya waktu itu sedang di Daker, untuk urusan beberapa hal termasuk mendesak seksi catering Daker menyelesaikan masalah droping air minum.
“Alfian dengan suara keras, membentak petugas catering kami dan sudah bertindak melampaui kapasitasnya sebagai jamaah haji. Seperti yang terlihat di video itu,” beber Muchlis.
Tidak lama berselang, muncullah haji Mustamin, Direktur KBIHU Babussalam menanyakan kenapa ribut-ribut. Maka terjadilah adu mulut dan pertengkaran yang dapat dilerai oleh petugas kloter dan jamaah lainnya. Menurutnya, jamaah haji di tanah suci tidak boleh berpakaian yang melanggar syariat yang memperlihatkan aurat. Seperti celana pendek bagi laki-laki yang tidak menutupi lutut. Karena lutut adalah batas aurat bagi laki-laki.
Mestinya Alfian tidak perlu sampai mengintimidasi petugas catering sektor sampai mau mengadili Kasektor dan sekretaris sektor karena masalah kekurangan distribusi air itu. Karena prosedur keluhan keberatan atas layanan kepada jamaah sudah ada alurnya, yakni ke ketua rombongan dan petugas kloter. Juga melalui aplikasi kawal haji.
“Apalagi sebenarnya Alfian sudah komunikasi dengan saya via WA sehari sebelumnya, dan saya tindaklanjuti setiap keluhannya. Saya pun sudah menjelaskan bahwa posisi petugas catering kami hanya mengawasi dan membantu distribusi makanan/minuman dari perusahaan catering kepada jemaah. Kami bukan perusahaan catering yang langsung bertanggungjawab jika terjadi kekurangan distribusi makanan/minuman,” terang H. Muchlis Aseng.
Sementara itu, Alfian Chaniago yang dikonfirmasi media ini, menjelaskan tentang kejadian sebenarnya. Menurutnya, permasalahan sudah selesai, dan tidak ada lagi keluhan. Walaupun air minum yang dikomplain pasca insiden sudah cukup tersedia.
“Tetapi yang saya sesalkan itu kehadiran pimpinan KBIUH Babussalam, H. Mustamin Umar. Yang tiba-tiba datang langsung marah-marah, dan mengatakan mengapa ini ribut-ribut. Sehingga suasana yang tadinya sudah mulai tenang, tiba-tiba tegang lagi,” tutur Alfian, Minggu (23/06/2024) yang dikutip radarsulteng.
Dirinya merasa keberatan dengan maraknya pemberitaan (viral) yang menyoroti pakaian yang tidak pada tempatnya digunakan. Dikatakan Alfian ini cuma modus dari pihak tertentu saja, mencari cela yang sebenarnya dia tidak memiliki kesalahan sedikitpun.
“Saya pakai kaos itu karena masih dalam hotel. Saya tidak keluar-keluar kemana, dari hotel ini. Hanya di dalam saya. Saya juga kan laki-laki. Beda itu, kalo saya telanjang. Saya kan bukan perempuan. Kaos yang saya pake dan celana itu yang disoroti ke saya,” ujar Alfian, dan menyebutkan kejadian itu disaksikan oleh semua pihak. Terutama yang merasa dirugikan karena pelayanan soal air minum dan keterlambatan catering memasok makanan dan air minum sesuai jadwal.
Bahkan Alfian telah berjuang bersama-sama jamaah lainnya di Kloter 14 untuk membongkar kedok selama ini terjadi terhadap pelayanan jamaah Haji yang tidak maksimal dan sesuai harapan jamaah, yaitu mengatur air hingga jamaah kehausan dan tidak mendapat jatah air sesuai dengan kebutuhan.
“Seharusnya berterima kasih kepada saya. Karena saya sudah membongkar sebuah ketidakbecusan dalam pelayanan jamaah haji. Kemudian, saya tidak sendiri saat bertemu dengan pihak Kemenag RI terkait indisden itu. Ada Ketua Regu bapak Husairi Brimo Mamboro, Ketua Kelompok pak Zainal, dan Ketua Kloter Ahmad Munir. Sedangkan dari pihak Kemenag ada bapak Amir,” kata Alfian lagi.
“Jamaah haji di tanah suci siapa? Jelaskan nama? Yang mengatakan tidak boleh berpakaian seperti itu? Saya posisi dalam hotel, di ruang tertutup. Saya tidak mengintimidasi tapi saya bertanya kenapa kami diberikan makanan tapi tidak diberikan minum. Saya minta kepala Sektor Muchlis Aseng agar datang ke hotel dan melihat apa yang terjadi karena air tidak ada dan makan datang terlambat. Sudah pukul 14.45 menit waktu Mekkah. Dan dia tidak datang. Tidak ada maksud kami mencela petugas haji dan orang lain. Semua juga selesai dengan baik-baik, air pasca insiden sudah cukup tersedia,” tambahnya.
Mengenai sikap protes, Alfian juga mengatakan itu hal yang wajar di saat jamaah mengalamai kelaparan dan kehausan sejak berangkat ke Arafah dan pulang ke Mina sudah memuncak tingkat kesabaran jamaah.
“Sekitar pukul 12.45 saya kirimkan video ke Muchlis Aseng bahwa air yang dia bilang melimpah itu tidak ada sesuai video. Kalau kata melimpah berarti air minum bisa dipakai mandi,” ujarnya.
“Pihak Babussalam Mustamin justru mengintimidasi jamaah kloter 8 agar tidak protes dan mengeluh dengan dalih sedang ibadah, kita sedang di tanah suci, sabar dan lain sebagainya. Sementara semua orang kehausan di suhu yang sangat panas, mencapai 47 derajat. Saya tanyakan ke petugas haji yang menerima catering berapa banyak kebutuhan manusia untuk minuman? Jawaban mereka 5 liter sampai dengan 8 liter. Terus kenapa kalian kasih hanya 600 mililiter? Maksudnya apa?,” bebernya.
“Kalau kami terlihat emosi itu wajar saja. Saya juga tidak sendirian, saya bersama jamaah Kloter 14 dimana saya berada. Sikap seperti itu karena sedang berjuang agar kami tidak kehausan dan kelaparan lagi. Ini juga menjadi bahan evaluasi pagi Kementerian Agama sebagai pelaksana Haji agar di musim haji tahun-tahun mendatang kesulitan pendistribusian air dan keterlambatan pembagian makanan tidak terjadi lagi,” terang Alfian.
Namun versi Alfian, kata-kata “kenapa ribut-ribut” dari pimpinan KBIHU yang menjadi penyulut terjadinya insiden tersebut. Juga menolak kata-kata yang menyebut dirinya memaki-maki kepada petugas tetapi hanya sebatas mempertanyakan kenapa air tidak diberikan.
“Saya tidak pernah memaki-maki. Tetapi saya hanya bertanya kenapa air minum jatah kami tidak diberikan. Saya juga tidak membajak HP petugas. Saya hanya minta untuk segera hubungi kepala Sektor dan Sekretaris Sektor. Tidak ada saya membajak hp,” ujar Alfian.
Dihubungi terpisah Direktur KBIHU Babussalam, H. Mustamin Umar, kepada media ini juga menerangkan, dalam insiden itu pihaknya melihat bahwa ada yang memprotes. Sehingga berupaya untuk menengahi dan melerai. Tetapi konfilk terjadi juga. Menurutnya ada miskomunikasi. Untung saja petugas sigap dan para jamaah segera melerai konflik tersebut hingga mereda. []
Nur Quratul Nabila A