AMERIKA SERIKAT – Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin pada Sabtu mengatakan bahwa Asia-Pasifik masih menjadi prioritas utama bagi Washington meski terdapat perang yang masih berlangsung di Gaza dan Ukraina. “Meski terjadi bentrokan bersejarah di Eropa dan Timur Tengah – seperti agresi Rusia terhadap Ukraina dan konflik Israel-Hamas – ‘Indo-Pasifik’ tetap menjadi wilayah operasi prioritas utama kami,” kata Austin dalam pidatonya di Shangri-la Dialogue di Singapura.
“AS bisa aman jika Asia juga aman. Oleh karena itu, (kami) telah lama mempertahankan kehadiran kami di kawasan ini. Dan oleh karena itu, kami terus melakukan investasi yang diperlukan untuk memenuhi komitmen kami kepada sekutu dan mitra kami,” katanya. Dia mengatakan bahwa Washington ingin memperkuat integrasi aliansi dan kemitraan strategis di Asia ke dalam “konvergesi baru” yang berdasarkan supremasi hukum, sebuah komitmen yang akan bertahan terlepas dari hasil pemilihan presiden AS mendatang.
“Terdapat ‘putaran konvergensi baru di hampir semua aspek keamanan di Indo-Pasifik’ … Hal ini menghasilkan kemampuan jaringan kemitraan yang lebih kuat, lebih tangguh dan lebih mampu, yang mendefinisikan era baru keamanan di kawasan.”
“Konvergensi baru ini bukanlah aliansi atau koalisi tunggal, tetapi sejumlah inisiatif dan lembaga yang tumpang tindih dan saling melengkapi, didorong oleh visi bersama dan rasa tanggung jawab bersama,” kata Austin.
AS adalah negara Pasifik dan kawasan, lebih dari kawasan lain, membentuk arah negara, katanya, seraya menambahkan bahwa AS “sangat” berkomitmen terhadap Indo-Pasifik. Mereka semua terlibat dan tidak berubah. “Walaupun kritikus dan propagandis ‘akan terus menolak supremasi hukum dan mencoba memaksakan keinginan mereka melalui paksaan dan agresi, konvergensi baru Indo-Pasifik mengarah pada masa depan baru yang lebih baik bagi semua negara kita.”
“Ini bukan tentang intimidasi atau paksaan; ini tentang pilihan bebas negara-negara berdaulat. Dan ini tentang negara-negara beriktikad baik yang bersatu demi kepentingan bersama dan nilai-nilai yang kita junjung,” kata Austin, tanpa secara terbuka merujuk ke China.
“Sejujurnya, yang kami miliki dalam hubungan kami dengan China, adalah hubungan yang didasarkan pada persaingan. Kami tidak mencari hubungan yang penuh dengan pertentangan,” kata Austin, menjawab pertanyaan dari audiens, sebagaimana dikutip harian lokal berbahasa Inggris, The Straits Times pada Minggu (2/6/2024).
“Pertarungan dengan China bukanlah sesuatu yang akan terjadi dalam waktu dekat atau tidak dapat dihindari.”
Austin mengatakan tidak ada “pengganti” untuk perundingan langsung antar-militer di antara para pemimpin senior, “ataupun jalur komunikasi terbuka untuk menghindari kesalahpahaman dan salah perhitungan. Dialog bukan lah hadiah, melainkan sebuah keharusan.” []
Nur Quratul Nabila A